Selasa, 07 Desember 2010

Memuliakan Orang yang Lebih Tua


Alifmagz – detikRamadan
Jakarta – Pada suatu subuh, Ali bin Abu Thalib bergegas menuju masjid untuk salat berjamaah bersama Rasulullah Saw. Namun di tengah perjalanan, langkahnya terhambat oleh seorang lelaki tua berusia lanjut. Bapak tua itu berjalan lambat di depan Ali.
Suami Fatimah binti Rasulullah itu tak ingin mendesak dan memaksa untuk mendahului bapak tua itu. Ali menghormati karena ketuaannya. Dengan sabar, Ali mengikuti langkah demi langkah bapak tua itu di belakangnya. Sebenarnya, ada keresahan dalam hati Ali. Ia kawatir, tak sempat mengikuti shalat berjamaah bersama Rasulullah Saw.
Tibalah iring-iringan Ali dan bapak tua itu di depan masjid. Ternyata, bapak tua itu tak memasuki masjid. Tahulah Ali bahwa bapak itu bukanlah seorang muslim, ia seorang Nasrani yang kebetulan sedang melintas. Setelah langkahnya tak terhalang, Ali bergegas memasuki masjid. Syukurlah, Ali masih sempat mengikuti raka’at terakhir.
Seusai shalat berjama’ah, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, “Apa yang terjadi wahai Rasulullah? Tidak seperti biasanya, engkau memperlambat ruku’ yang terakhir?”
Rasulullah Saw pun menjawab, “Ketika ruku’ dan membaca tasbih seperti biasa, aku hendak mengangkat kepalaku untuk berdiri. Tapi Jibril datang, ia membebani punggungku hingga lama sekali. Baru setelah beban itu diangkat, aku bisa mengangkat kepalaku dan berdiri.”
“Mengapa bisa begitu ya Rasulullah?” tanya sahabat yang lain.
“Aku sendiri tak mengetahuinya dan tak bisa menanyakan hal itu kepada Jibril,” jawab Rasulullah Saw.
Maka, datanglah Jibril kepada Rasulullah Saw dan menjelaskan apa yang terjadi. “Wahai Muhammad! Sesungguhnya tadi itu karena Ali tergesa-gesa mengejar shalat berjama’ah, tapi terhalang oleh seorang laki-laki Nasrani tua. Ali menghormatinya dan tak berani mendahului langkah orang tua itu. Ali memberi hak orang tua itu untuk berjalan lebih dulu. Maka, Allah memerintahkanku untuk menetapkanmu dalam keadaan ruku’ hingga Ali bisa menyusul shalat berjama’ah bersamamu.”
Kemudian Rasulullah Saw mengatakan, “Itulah derajat orang yang memuliakan orang tua, meski orang tua itu seorang Nasrani.”
Sumber: Pesan Indah dari Makkah & Madinah – Ahmad Rofi’ Usmani
***
ramadan.detik.com/read/2010/08/17/120059/1421819/985/memuliakan-orang-berusia-lanjut
ervakurniawan.wordpress.com

Selasa, 09 November 2010

Tangisan Seorang Pemimpin Yang Takut Kepada Allah


UMAR bin ABDUL AZIZ, Dia seorang hafizh, mujtahid, sangat mendalam ilmunya, zuhud,ahli ibadah dan sosok pemimpin kaum Muslimin yang sejati. Dia juga disebut Abu Hafsh,dari suku Quraisy,Bani Umayyah. Istrinya, Fathimah pernah berkata, “ Dikalangan kaum laki-laki memang ada yang shalat dan puasanya lebih banyak dari Umar. Tetapi aku tidak melihat seorangpun yang lebih banyak ketakutannya kepada Allah daripada Umar, jika masuk rumah ia langsung menuju tempat shalatnya, bersimpuh dan menangis sambil berdoa kepada Alloh hingga tertidur. Kemudian dia bangun dan berbuat seperti itu sepanjang malam.”
Takkala menyampaikan khutbah terakhirnya, Umar bin Abdul Aziz naik keatas mimbar, memuji Alloh, lalu berkata, “ Sesungguhnya ditanganmu kini tergenggam harta orang-orang yang binasa. Orang-orang yang hidup pada generasi mendatang akan meninggalkannya, seperti yang telah dilakukan oleh generasi yang terdahulu. Tidakkah kamu ketahui bahwa siang dan malam kamu sekalian mengarak jasad yang siap menghadap Allah, lalu kamu membujurkannya di dalam rekahan bumi, tanpa tikar tanpa bantal, lalu kamu menimbunnya dalam kegelapan bumi ?. Jasad itu telah meninggalkan harta dan kekasih-kekasihnya. Dia terbujur dikolong bumi, siap menghadap hisab. Dia tak mampu berbuat apa-apa menghadapi keadaan sekitarnya dan tidak lagi membutuhkan semua yang ditinggalkannnya. Demi Allah, kusampaikanhal ini kepadamu sekalian, karena aku tidak tahu apa yang terbatik didalam hati seorang seperti yang kuketahui pada diriku sendiri “
Selanjutnya Umar bin Abdul Aziz menarik ujung bajunya, menyeka air mata, lalu turun dari mimbar. Sejak itu dia tidak keluar rumah lagi kecuali setelah jasadnya sudah membeku.
Diriwayatkan dari Abdus-Salam, mantan budak Maslamah bin Abdul Malik, dia berkata: “ Umar bin Abdul Aziz pernah menangis, melihat ia menangis, istrinya dan semua anggota keluarganya pun ikut menangis, padahal mereka tidak tahu persis apa pasalnya mereka ikut-ikutan menangis”.
Setelah suasana reda, Fathimah, istrinya bertanya: “Demi ayahku sebagai jaminan, wahai Amirul Mukminin, apa yang membuat engkau menangis? “. Umar bin Abdul aziz menjawab, “ Wahai fathimah, aku ingat akan persimpangan jalan manusia takkala berada di hadapan Alloh, bagaimana sebagian diantara mereka berada di sorga dan sebagian lain berada di neraka
***
Sumber: http://www.mediamuslim.info , ervakurniawan.wordpress.com

Jumat, 05 November 2010

Merasa Satu Tubuh, Rakyat Gaza Bantu Korban Mentawai dan Merapi





REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rakyat Gaza, Palestina, kembali menunjukkan rasa ukhuwah dan solidaritasnya kepada rakyat dan bangsa Indonesia yang terus dilanda bencana, khususnya bencana tsunami di Mentawai dan letusan gunung Merapi di Yogyakarta. Rakyat Gaza menyumbang masing-masing sebesar dua ribu dolar AS untuk korban tsunami dan letusan gunung Merapi.

Ziad Said Mahmud asal Gaza, kordinator bantuan kemanusiaan internasional Palestina dan juga Direktur Al-Sarraa Foundation menjelaskan, sumbangan untuk korban bencana di Indonesia merupakan hasil keputusan musyawarah antara ulama dan rakyat Palestina, baik yang ada di Jalur Gaza maupun di Suriah. Demkian ujar Ziad dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Ahad (31/10).

Lebih lanjut, Ziad menjelaskan, “Kami tahu, jumlah ini tidak seberapa dibandingkan kesusahan yang sedang dialami saudara-saudara kami di Mentawai dan Merapi. Tapi terimalah ini sebagai tanda cinta kami. Kita satu tubuh. Kalian sakit, kami ikut sakit, sebagaimana kalian merasa sakit ketika melihat kami sakit dan menderita karena dijajah Israel,”

Bantuan untuk korban Tsunami di Mentawai sebesar 2 ribu dolar disampaikan lewat Ustadz Ferry Nur, Ketua KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina), sedangkan bantuan untuk korban letusan Gunung Merapi juga sebesar 2 ribu dolar disampaikan lewat Amirul Iman, Direktur Operasional Sahabat Al-Aqsha.

''Insya Allah, bantuan dari rakyat Gaza, Palestina akan kami sampaikan kepada mereka yang berhak secara langsung dan saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kepeduliannya kepada rakyat dan bangsa Indonesia,'' ujar Ustad Ferry Nur.

Beberapa kali rakyat Gaza memberikan sumbangan untuk korban bencana di Indonesia. Sebelumnya pada 2006, rakyat Gaza juga memberikan sumbangan sebesar Rp 5 juta bagi korban gempa di Yogyakarta dan Klaten, Jawa tengah.

Begitu pula saat gempa bumi tektonik berkekuatan 7,6 skala richter di Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang, Sumatra Barat. Rakt Gaza tak lupa memberikan sumbangann yang diserahkan melalui pengurus KISPA.

Red: Budi Raharjo
Rep: Rahmat Santosa Basarah
Sumber Foto : http://www.monstersandcritics.com/news/asiapacific/features/article_1596305.php/Indonesia-Volcano-Mount-Merapi-Eruption-Pictures

Curhatan anak kelas X-9

Ga kerasa udah SMA, idup berasa cepet banget, udah makan bangku sekolah selama 10 taun *hadeeeeh*
mulai males belajar, males ini lah, itu lah, sampe pramuka pun jarang berangkat
haha

Apalagi sekolah di SMANSA, tanggung jawabnya gede, nilai harus bagus terus
kadang jadi kepikiran, ternyata SMP lebih enak n santai yaa
jadi pengen balik ke masa masa SMP lagi, tapi berhubung ga ada doraemon *jiaah*

Pulang gasik, tiap hari kepengen kaya gitu terus, di sekolah jadi bosen, guru kadang ngajarnya ga jelas, bikin ngantuk, ga mudengin,
enakan tiduran sambil nonton tv dirumah deh -__- *ya iya lahh*

Se nge bosenin apapun gurunya, kalo ada temen yang asik pasti kebawa seneng, enjoy, ketawa ketawa :D
itu lah yang aku rasain di x-9, ada yang tidur pas guru ngajar, eh ada juga yang dengerin lagu pake headset (mentang mentang pake krudung)
hahaha,

Semua campur aduk jadi satu, ada yg pacaran di kelas, ngegosip di pintu (kaya lagi jagain pintu, haha), ada yg diem sendiri, duduk di meja guru, coret coret papan tulis, mainan hape, makan di kelas, ada juga yang godain cewe
haha

Mereka semua baik dan saling peduli, mau bagi cerita, bikin ati jadi tentrem, semangat berangkat sekolah, waaaah asik :)
nyamaaaan rasanyaa di X-9
:D

Jumat, 29 Oktober 2010

X-9's Memories


Halo semuaa selamat pagi, siang, sore, maupun malam ^^…

Welcome to our blog ! :D

Perkenalkan, kami adalah siswa-siswi SMA N 1 Purwokerto khususnya kelas X-9 tercinta ini.. >w< yyeeeeiii !!!! XDD *tepuk tangan meriah*

Emang X-9 ada apa nya siiih ??
Ada mejanya, kursinya, papan tulisnya, ada muridnya *gubrag*

Trus, apa bagusnya ?
Menurut penulis, X-9 itu kelas yang antik bin ajaib ! XD  kenapa ? karena, dilihat dari letak kelasnya aja udah keliatan beda, terpisah dari kelas-kelas X yang lain dan berada di deretan kelas XII *ga penting banget .. L lanjut..*

Hmm… antik bin ajaibnya dari mananya ya ? mungkin dari isi kelasnya kali ya ? ^^
X-9 kelas yang di ketuai oleh Ramadhani Abdan nomer absen 27 dan Wali kelasnya Bu Aan, dengan jumlah murid 33, 15 siswa dan 18 siswi. Penghuninya ada Adit, Aisyah, Icha, Amir, Ammar, GP, Trio Anggita (Puji, Ratri, Tata), Astri, Poppy, Bella, Anjas, Dina, Dewi, Vony, Eq, Firman, Odha, Tania, Givari, Raden, Isa, Dito, Gama, Mery, Vintya, Zulfi, Baqindo, Lele, Oky, Hendra *lo kok malah diabsen ? ==”*
Ah tau ah, maaf geje, penulis lagi mentok.

Ya begitulah …
Anak X-9 asyik2 … aktif, hiper aktif malah..bahkan beberapa autis XD kocak, koplak, geje…lah pokoknya semuanya ada deh ! dari yang biasa, sampe luar biasa, rame, diem, asli, perantauan (?), kecil, besar, gendut, kurus, item, putih, tapi semuanya pinter2 kok :p walaupun ikut remed juga … Y_Y *curcol*

Tapi tak dapat dipungkiri kalau X-9 juga berprestasi :D contohnya dibidang seni tari, ada Odha, atau lebih akrab di sapa Mbah Odha ^^. Mbah Odha udah punya skill dari orok si .. wkwkwkwk, trus ada Ammar sama Tania yang PTM sejati. Trus Givari sama Raden yang bersuara emas XD hhaa…trus Hendra si sengget pete yang ikut paskib. Anak-anak rohis kayak Anggita Ratri, Ammar, Isa, Tias, dll *penulis ga hapal*. 
Anak PMR kayak Icha, Eq, Anggita Puji, Vintya, Mery yang cute *numpang eksis*, Adit, si abas (anak basket) *lg ngomong apa sih, kok jadi ekskul ?? ==”*pokoknya banyak lah yang jadi orang sibuk dan aktif di sekolah, di organisasi, ekskul, sampe jadi orang eksis…

Sekian dan Terima Kasih :D
Wassalam 

SOEMPAH PEMOEDA

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928

SMA NEGERI 1 PURWOKERTO

            
            Nama SMA Negeri 1 Purwokerto tidaklah asing terutama bagi masyarakat Banyumas dan sekitarnya. Orang tua akan bangga bila selepas SMP putra-putrinya diterima menjadi siswa di SMA Negeri 1 Purwokerto. Bahkan tidak sedikit pelajar dari luar kota yang ikut berlomba untuk menjadi siswa SMA Negeri 1 Purwokerto.
            Tentunya SMA Negeri 1 Purwokerto memiliki sejarah yang cukup rumit. Pada waktu itu, setelah Belanda mengakui kemerdekaan RI, Desember 1949 tentara Belanda ditarik dari semua wilayah Indonesia. Kebutuhan akan sebuah sekolah menengah pun muncul kembali sebab para Tentara Anggota Pelajar dan Mobilisasi Pelajar (Mobpel) ingin kembali mengenyam bangku sekolah.
            Atas prakarsa tokoh masyarakat, maka berdirilah sebuah Sekolah Menengah Atas di Purwokerto tepatnya tanggal 1 maret 1950. Sebuah Sekolah Lanjut Atas (SLA) pertama di kota, bahkan pertama di Karasidenan Banyumas. Dengan turunnya Surat Putusan Mentri PKK No.4791/b, tanggal 29 Juni 1950, sekolah ini pun dikukuhkan. 
            Pada Diktum pertama bagian pertama sub C ditetapkan bahwa : "Sekolah ini teroetama disediakan bagi peladjar-peladjar SMA yang telah menoenaikan kewadjiban berbakti kepada mereka sebagai anggota BRIGADE XVII dan mobilisasi peladjar dan memenoehi sjarat otentik oentoek diterima sebagai moerid SMA Negeri."
            Berdirinya SMA Negeri 1 Purwokerto ini merupakan hasil dari perjuangan para tokoh masyarakat purwokerto yang menginginkan adanya suatu SMA guna menampung para pelajar pejuang yang kembali dari font. Para pendiri SMA negeri purwokerto itu terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang menghendaki adanya kemajuan pada bidang Pendidikan, antara lain, pemerintah, pengajar, wakil-wakil pelajar pejuang, dan staf komandan mobilisasi pelajar.
            Dulunya SMA Negeri 1 Purwokerto dan SMA Negeri 2 Purwokerto merupakan sekolah yang sama, yaitu SMA Negeri 1 Purwokerto. Namun dipisahkan oleh pemerintah karena jumlah murid yang semakin banyak. Setelah dipisahkan, SMA Negeri 1 Purwokerto pun dipindahkan ke sebuah bangunan besar (gedung MULO bekas bangunan Belanda) yang terletak di Jalan Jendral Gatot Soebroto No.69.
            Walaupun dipisahkan, kedua SMA ini tetap berjalan beriringan membentuk anak didik menjadi manusia berguna dan berbakti kepada nusa dan bangsa. Para pendidik dari kedua sekolah inipun harus melakukan kompetensi sehat dalam memajukan siswanya. Dan hasilnya, para alumni banyak yang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa, bahkan banyak yang menggoreskan tinta emas dalam sejarah negeri ini.